Jasa Pemetaan dan Survey Hidrogeologi untuk Analisis Potensi Air Tanah

Survey Hidrogeologi di Lapangan

Gambar 1. Pemetaan Hidrogeologi di Lapangan (Sumber: Kajian Geochem Survey di Bekasi)

 

Pendahuluan Kajian Hidrogeologi

Kajian hidrogeologi adalah bagian dari hidrologi yang lebih mengkhususkan tentang keterdapatan, penyebaran, dan juga pergerakan air di bawah permukaan bumi. Pemetaan dan Survey hidrogeologi ditujukan untuk menganalisis keberadaan serta karekteristik air tanah terhadap batuan, yang berupa fisika, kimia, ataupun gabungan keduanya.

 

Survey Hidrogeologi untuk Mengetahui Potensi Air Bawah Tanah

Mengukur Parameter Fisik Air Tanah

Gambar 1. Mengukur Parameter Fisik Air Tanah menggunakan Alat Survey Hidrogeologi yaitu Multiparameter.

 

Pada survey hidrogeologi digunakan data sifat keairan unit geologi yang ada dibawah permukaan, data ini bisa didapatkan dari data bor, data mata air, data geometri, litologi, dan parameter akuifer/ non akuifer, pengumpulan contoh air untuk analisis laboratorium, data topografi, curah hujan, penggunaan lahan, serta dilakukan uji pumping dan packer test pada sumur bor.

 

CAT (Cekungan Air Tanah)

Cekungan Air Tanah (CAT) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung (PERMEN ESDM Nomor 2 Tahun 2017). Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah menyatakan bahwa pengelolaan air bawah tanah harus berlandaskan satuan wilayah Cekungan Air Tanah. Keberadaan cekungan air tanah di suatu daerah sangat tergantung kepada kondisi geologi dan juga hidrologi setempat. Batas-batas ini tidak selalu sama dengan batas administrasi, batas daerah aliran sungai, ataupun batas antara daratan dan lautan, dan sering kali tidak dicirikan keberadaan air di permukaan tanahnya. Secara hidrogeologi, cekungan air tanah biasanya menunjukkan suatu cekungan endapan sedimen.

Berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 02 Tahun 2017 tentang CAT di Indonesia, CAT menjadi dasar pengelolaan air tanah di Indonesia dan menjadi acuan penetapan zona konservasi, pemakaian, pengusahaan, dan pengendalian daya rusak air tanah. Cekungan air tanah dapat ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, seperti mempunyai batas hidrogeologi yang dikontrol oleh kondisi geologis dan/ atau kondisi hidraulika air tanah, mempunyai daerah imbuhan serta lepasan air tanah, serta memiliki satu kesatuan sistem akuifer.

Cekungan Air Tanah

Gambar 3. Contoh Cekungan Air Tanah (Sumber: psg.bgl.esdm.go.id)

 

Akuifer Air di Bawah Tanah

Air tanah merupakan air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada zona jenuh atau air yang mengisi rongga-rongga pori tanah atau batuan. Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh di daerah hulu yang disebut daerah tangkapan hujan (catchment area). Air kemudian masuk dan mengalir dalam tanah ke lapisan pembawa air dalam satu cekungan air tanah yang berada di bawah permukaan tanah menuju ke daerah keluaran serta menempati lapisan batuan lolos air. Lapisan batuan yang dapat meloloskan air ini disebut sebagai akuifer. Akuifer merupakan lapisan yang dapat menyimpan dan meloloskan air seperti pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan. Berdasarkan sebaran akuifer dan non akuifer dibawah permukaan tanah, sistem akuifer diantaranya adalah akuifer bebas, akuifer tertekan, akuifer semi tertekan, dan akuifer semi bebas.

  • Akuifer bebas, merupakan lapisan lolos air yang hanya terisi air sebagian dan berada di atas lapisan yang kedap air.
  • Akuifer tertekan, memiliki seluruh jumlah air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik di atas maupun di bawahnya.
  • Akuifer semi tertekan, akuifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atas dibatasi oleh lapisan semi lolos air sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh lapisan kedap air.
  • Akuifer semi bebas, di bagian bawah dari akuifer ini dibatasi oleh lapisan kedap air, sedangkan dibagian atasnya merupakan materian berbutir halus, sehingga dari lapisan penutup ini memungkinkan untuk terdapatnya pergerakan air.

 

Karakteristik Kimia Air Tanah

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan airtanah adalah sifat kimianya. Hal ini dikarenakan sifat kimia yang ada pada air tanah akan mempengaruhi kualitas air tanah sehingga akan berfokus pada obyek yang menerima pasokan airtanah tersebut. Sifat kimia ini antara lain adalah kesadahan, jumlah padatan terlarut, daya hantar listrik, keasaman, dan juga kandungan ion. Survei sifat kimia tanah dilakukan dengan survey lapangan untuk pengambilan sampel airtanah sehingga dapat mewakili jenis akuifer yang ada di lokasi penelitian. Setelah di ambil sampel airtanah, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel airtanah dengan tujuan untuk mengetahui parameter kimia yang terkandung pada airtanah. Setelah diketahui unsur kimia apa saja yang terdapat pada airtanah, langkah seleanjutnya adalah melakukan analisis sifat kimia air tanah.

 

Ruang Air Tanah

Dalam proses hidrogeologis, cekungan air tanah meliputi kegiatan pengimbuhan, pengaliran dan juga pelepasan air tanah. Semua akuifer memiliki kapasitas menyimpan dan mengalirkan air tanah. Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut sebagai air tanah dangkal jika ditemmukan pada kedalaman 15 hingga 40 meter, dan dapat disebut sebagai air tanah dalam jika ditemukan pada kedalaman lebih dari 40 meter. Air tanah dangkal biasanya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat dengan membuat sumur gali, sedangkan air tanah dalam seringkali digunakan untuk kebutuhan industri. Kemampuan menyimpan dan meloloskan air dapat dibedakan menjadi empat jenis lapisan berdasarkan jenis perlapisan tanahnya, yaitu akuifer, akuiklud, akuifug, dan akuitar.

  • Akuifer, merupakan lapisan batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang besar
  • Akuiklud, merupakan lapisan batuan yang dapat menyimpan air akan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang besar
  • Akuifug, merupakan lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air
  • Akuitar, merupakan lapisan batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang sangat terbatas.

 

Mata Air

Mata air merupakan salah satu sumber air potensial yang dapat digunaka untuk berbagai keperluan. Terdapatnya mata ar tidak terlepas dari kondiismorfologi, geologi, dan juga hidrogeologi. Nilai penting dari suatu mata air bukan hanya dari kualitas nya saja, akan tetapi juga dari kuantitasnya. Selain itu juga nilai penting lainnya dari mata air adalah dari aspek ekonomi, social, budaya, dan ekologi. Secara ekonomi, mata air di pegunungan pada umumnya memliki kualitas yang sangat baik sehingga banyak dimanfaatkan untuk berbagai produk air minum dalam kemasan. Secara budaya, lokasi mata air menjadi daya Tarik terbentuknya suatu peradaban, sehingga pusat peradaban dunia dahulu umumnya berlokasi dekat dengan mata air.  Sedangkan secara ekologi, peran mata air mempengaruhi kelestarian ekosistem akuatik maupun non akuatik yang berada di bawahnya. Dari nilai-nilai yang sudah disebutkan di atas, maka perlindungan terhadap mata air perlu dilakukan sebagai upaya untuk memulihkan, menjaga, serta melindungi mata air serta air yang dihasilkannya, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Perlindungan mata air ini meliputi sekitar titik mata air, serta seluruh daerah tangkapan air.

 

Manajemen Konservasi Air Tanah

Sumur Resapan untuk Konservasi Air Tanah

Gambar 4. Ilustrasi Sumur Resapan untuk Manajemen Konservasi Air Tanah (Sumber: pdamtirtabenteng.com)

 

Manajemen konservasi air tanah merupakan hal yang harus untuk dilakukan, hal ini guna menjaga kelestarian potensi air tanah. Konservasi air tanah merupakan upaya yang dilakukan unuk melindungi serta memelihara keberadaan, kondisi, serta lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian dan kesinambungan ketersediaan dalam hal kualitas dan juga kuantitas demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup baik untuk masa sekarang hingga masa yang akan datang. Konservasi air tanah ini tidak hanya ditujukan untuk peningkatan volume air tanah, akan tetapi juga untuk konservasi air permukaan. Efesiensi penggunaannya sekaligus mengurangi run off air permukaan yang diharapkan dapat meresap ke tanah dan mengisi akuifer menjadi air tanah. Salah satu metodenya adalah pembuatan sumur resapan.

 

Metode Kajian dan Survey Hidrogeologi

Kajian hidrogeologi diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam perencanaan penggunaan sumberdaya air. Kajian hidrogeologi  ditujukan untuk mengetahui karakteristik akuifer yang bisa didapatkan dari analisis data bor, hasil pengukuran geofisika, uji pompa, daa kenampakkan hidrogeologi seperti struktur batuan, jenis batuan, keberadaan mata air, danau, telaga dan sungai serta gua dan sungai bawah tanah untuk kawasan yang didominasi oleh proses Pelarutan. Hasil dari kajian hidrogeologi mampu memetakan kelas satuan hidrogoelogi wproduktivitas airtanah langka hingga produktivitas airtanah tinggi sehingga dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan konservasi airtanah.

 

Analisis Kondisi Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu indikasi dalam potensi sumber daya air di suatu wilayah. Hal ini tidak terlepas dari siklus hidrologi, dimana air hujan sebagai imbuhan utama dalam sumberdaya air di suatu wilayah. Air ini nantinya akan meresap kedalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi batuan dan akhirnya mengalir mencapai permukaan air tanah. Curah hujan wilayah dapat dihitung berdasarkan data curah hujan yang terekam pada stasiun hujan yang terpasang di daerah tersebut yang mempresentasikan seberapa besarnya curah hujan yang jatuh di wilayah tersebut. analisis curah hujan ini biasanya dilakukan dengan metode interpolasi.

 

Pemetaan dan Survei Hidrogeologi

Survei hidrogeologi ditujukan untuk memetakan/ mengelompokkan unit-unit hidrogeologi terhadap keterdapatan airtanah dan produktifiktas akuifernya yang berkaitan dengan sifat keairan unit geologi yag ada pada suatu daerah. pemetaan hidrogeologi penting untuk dilakukan karena peranannya yang penting dalam keberlangsungan hidup. Pemetaan hidrogeologi ini biasanya dilakukan mencakup pengumpulan data bor, data mata air, data geometri, litologi, dan parameter akuifer/ non akuifer, pengumpulan contoh air untuk analisis laboratorium, data topografi, curah hujan, penggunaan lahan, serta dilakukan uji pumping dan pecker test pada sumur bor.

 

Pengukuran dan Kajian Geolistrik 3 Dimensi

Kajian Geolistrik bertujuan untuk mendapatkan data kedalaman lapisan akuifer dan geometri atau ketersediaan (volume) dari air tanah.

 

Konsultan Jasa Survey Hidrogeologi untuk Sustainaiblity Groundwater

Untuk dapat mengetahui sumber, keterdapatan, dan keberlangsungan air tanah di lokasi anda dapat menghubungi tenaga ahli dan engineer hidrogeologi kami.