Metode geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan mengukur parameter fisikanya. Metode geofisika dibagi menjadi dua, yaitu metode pasif dan pasif. Dikatakan pasif apabila pengukuran parameter fisis yang dilakukan adalah dengan mengukur medan alami bumi yang dipancarkan oleh bumi, dan dikatakan aktif apabila harus menggunakan medan gangguan untuk mengukur respon fisika bumi. Metode geomagnet merupakan salah satu jenis metode geofisika pasif, yaitu memanfaatkan sifat kemagnetan batuan dengan mengukur kerentanan magnet batuannya. Jasa geomagnet disediakan oleh Geochem Survey sebagai Konsultan Geologi dan Geofisika.
Pengukuran menggunakan survey geomagnet / magnetik
Survey Geomagnet
Pengertian Metode Geomagnet
Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral dengan sifat kemagnetan yang timbul akibat terinduksinya medan magnet bumi sehingga menimbulkan medan magnet sekunder. Hal inilah yang menjadi dasar dalam pengukuran dengan metode geomagnet. Metode geomagnet mengukur variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan karena adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi atau biasa disebut dalam dunia kebumian sebagai “anomali”.
Variasi intensitas medan magnet tersebut diukur menggunakan magnetometer, yang hasil pengukurannya berupa gabungan dari medan magnet utama bumi, variasi medan magnet bumi, medan magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas matahari. Survei geomagnet biasanya digunakan oleh eksplorasionis dalam pencarian mineral, struktur sedimen yang mengandung gas bumi, pencarian sumber panas bumi, monirotring gunug api, dan juga sering digunakan oleh para arkeolog untuk menemukan dan memetakan sisa-sisa struktur yang terkubur. Pengukuran dengan metode ini relatif cepat dan mudah dengan akurasi pengukuran yang relatif tinggi.
Cara Kerja Metode Geomagnet
Orstead pad tahun 1820 menemukan bahwa arus yang berada di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan efek magnetik yang dapat mengubah arah sebuah jarum kompas. Hal ini dikarenakan magnet permanen dan arus listrik yang ada pada kawat tersebut dapat menciptakan medan magnet. Untuk mengetahui tingkat magnetisasi suatu benda dapat ditentukan oleh suseptibilitas kemagnetannya (k) yang ditulis sebagai:
I = k H
Besaran tersebut merupakan parameter dasar dalam metode geomagnet. Harga k pada batuan akan semakin besar apabila semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik dalam batuan tersebut. Suseptibilitas kemagnetan batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang berkaitan erat dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin tinggi kandungan mineral magnetit pada batuan, maka akan semakin besar harga suseptibilitasnya.
Nilai Suseptibilas Batuan
(Sumber: Dobrin & Savit, 1988)
Cara Melakukan Jasa Survey Geomagnet
Dalam melakukan survei geomagnet, alat utama yang digunakan adalah magnetometer untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Selanjutnya juga digunakan Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. Beberapa peralatan yang juga digunakan dalam melakukan survei geomagnet adalah kompas geologi yang digunakan untuk menentukan arah utara dan selatan medan magnet bumi, peta topografi untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei geomagnet di lokasi, buku lapangan untuk mencatat data hasil pengukuran, laptop dengan software seperti Surfer, Oasis Montaj, Mag2DC, dan lain-lain untuk menunjang pengolahan data.
Sebelum melakukan pengukuran data geomagnetik, beberapa hal yang perlu disiapkan diantaranya adalah menentukan base station dan membuat desain stasiun – stasiun pengukuran yang disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, base station akan digunakan untuk mengukur nilai variasi harian intensitas medan magnetik bumi yang nantinya digunakan sebagai koreksi data hasil pengukuran di masing-masing stasiun. Kemudian selama proses pengambilan data, informasi yang perlu di catat diantaranya adalah hari, tanggal, waktu pengambilan data, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan juga lingkungan.
Data hasil pengukuran survei jasa geomagnet pada setiap titik lokasi pengukuran perlu dilakukan koreksi data untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, koreksi ini mencakup koreksi variasi harian, koreksi IGRF, dan koreksi topografi. Koreksi variasi harian dilakukan karena adanya perbedaan waktu dan pengaruh radiasi matahari sehingga mengakibatkan terjadinya penyimpangan nilai medan magnet bumi. Koreksi ini dilakukan dengan cara mencocokkan nilai antara waktu pengukuran data di setiap stasiun pengukuran dan station base. Pengolahan data selanjutnya adalah koreksi IGRF yang dilakukan untuk menghilangkan nilai medan magnet utama yang terukur dengan cara mengurangkannya terhadap nilai medan magnet total yang sebelumnya telah dilakukan koreksi variasi harian di setiap stasiun titik pengukuran.
Nilai International Magnetikic Reference Field (IGRF), merupakan medan acuan magnetik intenasional yang merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi, nilai ini dapat di akses melalui website https://www.noaa.gov/. Kemudian juga dilakukan koreksi topografi dengan cara membangun model topografi dengan parameter nilai suseptibilitas batuan dan nilai topografi nya sehingga menghasilkan nilai anomali medan magnetic sebenarnya.
Interpretasi data magnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara melihat pola anomali medan magnet yang dihasilkan terhadap kontur nya yang dianggap bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Pola anomali tersebut kemudian dilakukan interpretasi berdasarkan informasi geologi setempat yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi bawah permukaan yang sebenarnya. Sedangkan yang dimaksud interpretasi kuantitatif merupakan interpretasi yang ditujukan untuk menentukan model dan kedalaman benda anomali bawah permukaan melalui pemodelan matematis, sehingga antara satu model dengan model yang lainnya akan berbeda tergantung dari karakteristik anomali yang diperoleh dari masing-masing daerah pengukuran.
Tujuan dan Fungsi Survey Magnetik
Survey Geomagnet untuk Eksplorasi Pertambangan Mineral
Jasa geomagnet umumnya digunakan dalam eksplorasi mineral dikarenakan kemampuannya dalam menentukan daerah yang berasosiasi dengan batuan pembawa mineral, hal ini karena batuan pembawa mineral tersebut memiliki nilai kemagnetan yang khas atau biasa disebut sebagai anomali.
Investigasi Persebaran Mineralisasi Emas di Daerah Paningkaban-Cihonje, Banyumas, Jawa Tengah
(Sumber: Wahyu Kusdyantono, 2016)
Survei Geomagnetik untuk Eksplorasi Panas Bumi / Geothermal
Metode geomagnet biasanya digunakan dalam eksplorasi awal panas bumi, hal ini dikarenakan nilai kemagnetan batuan pada daerah panas bumi memiliki keunikan tersendiri akibat sumber panas yang terus menginduksi batuan pada batan di area tersebut. Survei geomagnet biasanya digunakan untuk menentukan keberadaan sumber panas dan juga struktur bawah permukaan.
Model 3 Dimensi model lapisan batuan daerah panasbumi Blawan
(Sumber: Akhmad Afandi, dkk., 2013)
Survei Magnetik untuk Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi metode geomagnet biasanya digunakan untuk menentukan struktur bawah permukaan pada daerah penelitian.
(Sumber: BPPT)
Konsultan Jasa Survey Geomagnet / Magnetik
Peralatan Survey Jasa Geomagnet
Proton Precession Magnetometer (PPM)
PPM GSM 19-T (Sumber: www.gemsys.ca)
Proton Precession Magnetometer (PPM) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur induksi medan magnet total dalam survei geomagnet. Pengoperasian alat ini cukup mudah dan sederhana karena portable sehingga mudah untuk digunakan dalam medan apapun. Sensor pada alat proton precession magnetometer ini berisi zat cair yang kaya akan proton seperti methanol ataupun kerosene. Pada sensor tersebut juga terdapat koil yang melingkupi zat cair yang mengandung proton. Koil tersebut dihubungkan dengan sumber arus DC dan sirkuit penghitung frekuensi. Ketika terdapat arus listrik yang melewati koil tersebut, maka akan menimbulkan medan magnet yang mempolarisasi proton pada arah koil. Namun, saat arus diputus, koil tersebut akan terhubung dengan sirkuit penghitung frekuensi dan proton menyesuaikan ke arah medan magnet bumi.
Momen magnetik yang dihasilkan dari zat cair proton akan menghasilkan medan magnet yang menginduksi arus ac pada koil. Selama proses induksi tersebut, sirkuit penghitung frekuensi bekerja mengukur frekuensi selama proton melakukan presisi terhadap medan magnet bumi.
Nilai frekuensi yang didapatkan kemudian dikonversi ke nilai intensitas medan magnet dan ditransmisikan pada alat PPM. Sehingga dapat dibaca langsung dalam satuan nT. Ketika pengukuran data dilakukan biasanya menggunakan dua buah sensor Proton Precession Magnetometer. Satu sebagai base station untuk digunakan dalam koreksi variasi harian. Sedangkan satu sensor lagi sebagai rover yang digunakan untuk mengukur nilai variasi intensitas magnetik di setiap stasiun pengukuran. Sensor magnetometer base station harus dirancang berada minimal 1 meter di atas permukaan tanah dan jauh dari benda magnetik bergerak atau struktur magnet. Karena dapat menghasilkan gradien magnet yang kuat seperti tiang listrik, kendaraan, dan benda yang mengandung magnet lainnya.
Biaya Jasa Konsultan Survey Geomagnetik
Untuk biaya atau anggaran jasa survei geomagnetik silahkan hubungi tenaga ahli geofisika Geochem Survey. Biasanya dihitung berdasarkan jumlah titik atau lintasan survey Km atau area Hektar.
Pengukuran magnetik di sepanjang pinggir jalan
Download Contoh Laporan Pengolahan Data Lapangan Hasil Pengukuran Geomagnet
Berikut ini merupakan contoh report Pengolahan Data Lapangan Magnetik hasil base station dan rover dari pengukuran geomagnet di Karang Sambung.
Contoh Lintasan Survey dari Penelitian Geomagnetik
Spasi lintasan penelitian dengan sensor geomagnetik dibuat dengan jarak 50 – 100 m.