Teori Dasar Metode Geolistrik: Resistansi dan Resistivitas

Metode geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika untuk mengetahui resistivitas batuan di dalam tanah. Dalam mempelajari teori dasar metode geolistrik, istilah resistansi dan resistivitas perlu terlebih dahulu dipahami dengan baik. Seringkali penggunaan kedua istilah tsb. selain tidak tepat juga sering dicampuradukkan dengan istilah dalam bahasa Indonesia, seperti: hambatan vs. hambatan-jenis, tahanan vs. tahanan-jenis dll. Belum lagi jika digunakan parameter yang merupakan “kebalikan” dari resistivitas yaitu konduktivitas (=1/resistivitas).

Dalam suatu rangkaian listrik sederhana berlaku hukum Ohm. Berikut penjelasannya sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Secara sederhana, resistansi (R) merupakan daya hambat listrik suatu material yang dialiri arus listrik, yang merupakan fungsi dari sifat material tsb. serta ukuran atau geometrinya. Untuk bahan yang sama maka resistansi berbanding lurus dengan panjang (L) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A). Dengan kata lain R ~ L dan R ~ 1/A. Untuk menghilangkan kebergantungan harga resistansi terhadap ukuran bahan maka resistansi “dinormalisasi” yaitu dengan membagi R dengan panjang (L) dan (1/A) sehingga diperoleh besaran resistivitas (rho), rho = R A / L.

geolistrik_1.png

Normalisasi resistansi (R) menghasilkan besaran resistivitas (rho) yang tidak bergantung pada ukuran bahan sehingga harga resistivitas lebih menggambarkan “sifat” bahan. Oleh karena itu resistivitas sering “diterjemahkan” sebagai tahanan-jenis atau daya hambat-jenis. Sebagai contoh, emas memiliki resistivitas lebih kecil dari pada tembaga. Dengan kata lain, emas akan berlaku sebagai penghantar listrik yang jauh lebih baik dari pada tembaga.

Kesulitan muncul jika konsep resistivitas diterapkan pada material bumi (formasi batuan) melalui penerapan metode geolistrik yang sering juga disebut metode resistivitas. Secara umum, metode geolistrik bertujuan untuk memperkirakan distribusi resistivitas bawah-permukaan yang kemudian diharapkan dapat digunakan untuk mengiidentifikasi formasi batuan. Hal tersebut tidak mudah karena formasi batuan tidak terdiri dari bahan murni sebagaimana dicontohkan di atas. Selain itu, yang menentukan harga resistivitas batuan bukan hanya jenis batuannya saja melainkan banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Salah satu faktor utama yang menentukan harga resistivitas formasi batuan bawah-permukaan adalah fluida pengisi pori-pori batuan tsb. (mudah-mudahan ada pembahanan khusus mengenai hal ini nantinya).

Sumbergeofisika.net

Kolom Diskusi